Celoteh Malam

Terhenti langkahku sejenak di antara sekat - sekat padi yang memagari jalan setapak di bawah kaki ini. Segera ku raih telpon genggam dari dalam tas kecil yang selalu menemani lingkar pinggangku. Ada suara manis dari sana entah di mana, terdengar dari telpon genggamku. Ternyata, seorang gadis lugu yang sedang bingung, entah dia harus bahagia atau sedih menghadapi sebuah rencana dan keputusan yang sebenarnya berat dia lakukan. Dia meminta sedikit semangat dariku.

Tak terasa sampailah aku di tempat aku berhentikan roda empatku. Sepanjang perjalanan dia ceritakan semua keluhnya padaku. Namun, rimbunan pepohonan yang menutupi jalan itu memutuskan suaranya. Dan akhirnya tepat di mana aku sedang terduduk menghadapi layar kaca dan tombol - tombol hitam kini kulanjutkan kataku padanya.

Kira - kira beginilah isi dari celotehanku di malam itu:

Sedikit tawa berat menemani alur cerita. Sesekali terdengar isak tangis yang tak mengeluarkan air mata. Aku berpikir, entah mungkin karena dia kuat sehingga tak mau menunjukan air matanya, atau dia sedang berperan sebagai wanita tegar yang menyembunyikan perasaannya. Dan aku rasa perasaannya malam itu palsu.

Dia bukanlah gadis yang kuat, sungguhpun tak setetes air mata membasahi pipinya. Tapi aku tahu, air mata telah menggenangi hatinya yang rapuh. Dia bukanlah gadis yang lemah, sekalipun isak tangis lemah sayu terdengar di antara suaranya yang merdu.

Dan tentang perkataanku yang menyebutkan perasaannya palsu adalah karena dia menyembunyikan begitu banyak kekecewaan pada seseorang yang "mungkin" sangat dia sayangi. Padahal aku tahu, betapa sakitnya perasaan gadis itu saat menyebutkan nama lelaki tersebut. Setidaknya itu yang tergambar sesekali saat dia menyebutkan "Dia" tidak dengan namanya.

Tapi gadis ini hebat, dia selalu mendengarkan semua celotehanku yang "mungkin" tidak pernah memberikan jalan keluar untuk masalahnya. Ya, aku akui memang pembicaraan ini sedikit ngawur. Aku selalu menyelipkan Guyonan lesu untuk menarik tawanya.

Aku menjelasakan padanya bagaimana rasa perihnya kehilangan, bagaimana kuatnya bertahan, bagaimana manisnya cinta, bagaimana tulusnya sayang, bagaimana indahnya persahabatan. Dan dia berjanji akan selalu mempertahankan semua keindahan itu. Dan dia berjanji tidak akan membuat semua orang merasakan perihnya kehilangan. Dan aku percaya pada janjinya, dan aku akan selalu memegang perkataanya.

Aku katakan juga padanya, bagaimana caranya untuk tidak menampakan perasaan yang egois, untuk tidak bersikap apriori, untuk tidak selalu menanam luka di dalam hati. Karena betapapun menyakitkan hati setiap cerita akan selalu berakhir bahagia seperti sebuah drama cinta yang selalu terpapar di layar maya.

Pesanku padanya:

Jangan pernah berhenti berharap, karena harapanlah yang membuat kita tetap bertahan memijakan kaki di dunia yang sementara.

Jangan pernah memikirkan akhir, karena tanpa kita sadari akhir adalah hal terakhir yang selalu menunggu kita tanpa harus kita mengejarnya.

Jangan pernah berhenti menangis untuk seseorang, karena orang yang kita tangisi adalah orang yang paling beruntung sebab hidupnya telah menjadi harapan bagi semua orang yang mengorbankan air matanya.

tapi, Jangan pernah menangis karena seseorang, karena betapa menyesalnya orang yang telah membuat kita menangis dan penyesalan itu adalah hal yang paling menyedihkan bagi setiap orang.

Jangan pernah berhenti mendengarkan perkataan setiap orang yang selalu akan ada menyayangi kita sekalipun kita berpikir hidup kita tidak lagi berharga untuk orang yang kita harapkan.

dan jangan pernah mewarnai untaian persahabatan ini dengan noktah merah kesedihan saat aku harus dengan berat hati tak dapat lagi mengaguminya saat dia tak lagi dapat aku lihat.

Tumbuhlah kuat, wahai wanita! Jadilah penerang hatinya, sekalipun jalan yang kalian harap tidak pernah terlihat ujungnya. Buatlah jalan kalian sendiri, sekalipun banyak persimpangan yang membuat hatinya ragu padamu. Biarkanlah dia menyusuri jalan yang dia mau, tapi teruslah berusaha untuk memapahnya kembali pada jalan kalian saat akhirnya dia menemui jalan yang berbatu.

Semangat! dan ingatlah semua perkataanmu yang telah terekam dalam bilah jantungku.

( Aku masih tetap akan bercerita bukan tentang hidupku, karena cerita kalian akan lebih tergambar indah dibanding cerita hidupku. )

- Aryacorps -

0 komentar:

Posting Komentar